Minggu, 30 November 2008

Tugas IV

LAPORAN ANALISIS MENEJEMEN MODAL PERUSAHAAN DARI TAHUN 2004 SAMPAI 2007
PT CITRA MARGA NUSHAPALA PERSADA Tbk

Profil Perusahaan
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi , operasi dan pembuatan jalan tol baik di Indonesia dan di mancanegara. Aktivitas lain PT CMNP bergerak dalam bidang investasi dan jasa layanan pendukung untuk jalan tol. Proyek- proyek PT CMNP diantaranya yaitu Tol Cawang-Tanjung Priok dan Tol Waru Surabaya.

Analisis

A. MODAL KERJA


GrossWorking Capital (dalam rupiah)
67.035.846.472(tahun 2004)
23.922.489.423(tahun 2005)
45.558.622.996(tahun 2006)
60.706.227.638(tahun 2007)

Net Working Capital
-240.853.141.261(tahun 2004)
21.913.551.131(tahun 2005)
-50.620.877.160(tahun 2006)
-2.673.946.975(tahun 2007)

Net Operating Capital
-135.425.915.927(tahun 2004)
84.512.118.109(tahun 2005)
-1.119.745.246(tahun 2006)
102.921.481.328(tahun 2007)

Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen piutang manajemen persediaan.Terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu :
Konsep kuantitatif:
Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar ( gross working capital ).
Konsep kualitatif:
Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )
Konsep fungsional:
Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income.
Dari data yang kami peroleh dari PT.CITRA MARGA NUSHAPALA PERSADA Tbk dapat dilihat bahwa modal kerja kotor (gross working capital) paling besar adalah pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 67.035.846.472. Sedangkan yang paling kecil adalah pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 23.922.489.423. Gross working capital sendiri merupakan angka yang menunjukan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan net working capital merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Net working capital ini seringkali digunakan untuk mengukur risiko “technical insolvency” (ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo). Dari perhitungan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa net working capital terbesar ada pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 21.913.551.131. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keadaan paling likuid pada tahun tersebut. Sedangkan yang terkecil pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp -240.853.141.261,berarti ada kemungkinan perusahaan paling tidak mampu membayar kewajiban yang akan segera jatuh tempo pada tahun tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar net working capital, semakin likuid keadaan suatu perusahaan dan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo.
Apabila perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber lebih besar daripada penggunaan modal kerjanya, ini berarti akan diperoleh modal kerja yang cukup, maka diharapkan likuiditas perusahaan akan meningkat. Apabila perusahaan mengalami kekurangan modal kerja, keadaan ini akan mendorong perusahaan mengalami kredit pada bank, dimana dengan semakin lamanya waktu pinjaman tersebut maka beban bunga yang dipikul akan semakin besar pula sehingga bisa mengakibatkan mengurangi laba dan akhirnya akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban yang harus segera dipenuhi.


Konversi inventori
0(tahun 2004)
0(tahun 2004)
0(tahun 2004)
0(tahun 2004)


Perputaran piutang dagang
1,48 hari(tahun 2004)
4,1 hari(tahun 2005)
2,22 hari(tahun 2006)
0,80 hari(tahun 2007)


Waktu hutang lancar
1,86 hari(tahun 2004)
198,83 hari(tahun 2006)
61,03 hari(tahun 2007)


CCC
- 0,38(tahun 2004)
4,10(tahun 2005)
- 196,61(tahun 2006)
- 60,23(tahun 2007)


Siklus konversi kas merupakan waktu yang dibutuhkan perusahaan dari saat mengeluarkan uang untuk bahan baku sampai dengan mendapat uang dari penjualan barang jadi.Siklus ini dipengaruhi oleh waktu yang diperlukan untuk mengkonversi persediaan,waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan waktu yang dibutuhkan untuk bayar hutang lancar. Jika dilihat dari siklus konversi kas, perusahaan mempunyai performa terbaik pada tahun 2006 karena waktu yang diperlukan pada siklus CCC tahun tersebut yang paling singkat. Sedangkan keadaaan siklus CCC terburuk terjadi pada tahun 2005. Jadi semakin singkat waktu yang diperlukan perusahaan dalam siklus konversi kas maka semakin baik pula kondisi perusahaan tersebut.

Kesimpulan

Dari analisis yang kami lakukan terhadap PT. Citra Marga Nushapala.Tbk, dapat diketahui bahwa semakin besar net working capital, semakin likuid keadaan PT. Citra Marga Nushapala.Tbk dan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo. Namun pada Tahun 2004 Perusahaan ini memiliki net working capital yang terkecil dibandingkan tahun-tahun selanjutnya sebesar Rp -240.853.141.26, sehingga membuat perusahaan kemungkinan besar tidak dapat membayar kewajiban sampai jatuh tempo. Walaupun pada tahun 2004 perusahaan memiliki net working capital terkecil tetapi dapat ditutupi dengan tahun-tahun selanjutnya sehingga perusahaan memperoleh modal kerja yang cukup, dan likuiditas perusahaan akan meningkat.
Dilihat dari Cash Convertion Cycle PT Citra Marga Nushapala Tbk. Memiliki performa cash yang cukup baik di tahun 2006. Dalam hal ini semakin singkat waktu yang diperlukan perusahaan dalam siklus konversi kas maka semakin baik pula kondisi perusahaan tersebut.

Tidak ada komentar: