Minggu, 30 November 2008

Tugas IV

LAPORAN ANALISIS MENEJEMEN MODAL PERUSAHAAN DARI TAHUN 2004 SAMPAI 2007
PT CITRA MARGA NUSHAPALA PERSADA Tbk

Profil Perusahaan
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi , operasi dan pembuatan jalan tol baik di Indonesia dan di mancanegara. Aktivitas lain PT CMNP bergerak dalam bidang investasi dan jasa layanan pendukung untuk jalan tol. Proyek- proyek PT CMNP diantaranya yaitu Tol Cawang-Tanjung Priok dan Tol Waru Surabaya.

Analisis

A. MODAL KERJA


GrossWorking Capital (dalam rupiah)
67.035.846.472(tahun 2004)
23.922.489.423(tahun 2005)
45.558.622.996(tahun 2006)
60.706.227.638(tahun 2007)

Net Working Capital
-240.853.141.261(tahun 2004)
21.913.551.131(tahun 2005)
-50.620.877.160(tahun 2006)
-2.673.946.975(tahun 2007)

Net Operating Capital
-135.425.915.927(tahun 2004)
84.512.118.109(tahun 2005)
-1.119.745.246(tahun 2006)
102.921.481.328(tahun 2007)

Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen piutang manajemen persediaan.Terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu :
Konsep kuantitatif:
Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar ( gross working capital ).
Konsep kualitatif:
Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )
Konsep fungsional:
Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income.
Dari data yang kami peroleh dari PT.CITRA MARGA NUSHAPALA PERSADA Tbk dapat dilihat bahwa modal kerja kotor (gross working capital) paling besar adalah pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 67.035.846.472. Sedangkan yang paling kecil adalah pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 23.922.489.423. Gross working capital sendiri merupakan angka yang menunjukan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan net working capital merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Net working capital ini seringkali digunakan untuk mengukur risiko “technical insolvency” (ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo). Dari perhitungan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa net working capital terbesar ada pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 21.913.551.131. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keadaan paling likuid pada tahun tersebut. Sedangkan yang terkecil pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp -240.853.141.261,berarti ada kemungkinan perusahaan paling tidak mampu membayar kewajiban yang akan segera jatuh tempo pada tahun tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar net working capital, semakin likuid keadaan suatu perusahaan dan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo.
Apabila perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber lebih besar daripada penggunaan modal kerjanya, ini berarti akan diperoleh modal kerja yang cukup, maka diharapkan likuiditas perusahaan akan meningkat. Apabila perusahaan mengalami kekurangan modal kerja, keadaan ini akan mendorong perusahaan mengalami kredit pada bank, dimana dengan semakin lamanya waktu pinjaman tersebut maka beban bunga yang dipikul akan semakin besar pula sehingga bisa mengakibatkan mengurangi laba dan akhirnya akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban yang harus segera dipenuhi.


Konversi inventori
0(tahun 2004)
0(tahun 2004)
0(tahun 2004)
0(tahun 2004)


Perputaran piutang dagang
1,48 hari(tahun 2004)
4,1 hari(tahun 2005)
2,22 hari(tahun 2006)
0,80 hari(tahun 2007)


Waktu hutang lancar
1,86 hari(tahun 2004)
198,83 hari(tahun 2006)
61,03 hari(tahun 2007)


CCC
- 0,38(tahun 2004)
4,10(tahun 2005)
- 196,61(tahun 2006)
- 60,23(tahun 2007)


Siklus konversi kas merupakan waktu yang dibutuhkan perusahaan dari saat mengeluarkan uang untuk bahan baku sampai dengan mendapat uang dari penjualan barang jadi.Siklus ini dipengaruhi oleh waktu yang diperlukan untuk mengkonversi persediaan,waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan waktu yang dibutuhkan untuk bayar hutang lancar. Jika dilihat dari siklus konversi kas, perusahaan mempunyai performa terbaik pada tahun 2006 karena waktu yang diperlukan pada siklus CCC tahun tersebut yang paling singkat. Sedangkan keadaaan siklus CCC terburuk terjadi pada tahun 2005. Jadi semakin singkat waktu yang diperlukan perusahaan dalam siklus konversi kas maka semakin baik pula kondisi perusahaan tersebut.

Kesimpulan

Dari analisis yang kami lakukan terhadap PT. Citra Marga Nushapala.Tbk, dapat diketahui bahwa semakin besar net working capital, semakin likuid keadaan PT. Citra Marga Nushapala.Tbk dan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo. Namun pada Tahun 2004 Perusahaan ini memiliki net working capital yang terkecil dibandingkan tahun-tahun selanjutnya sebesar Rp -240.853.141.26, sehingga membuat perusahaan kemungkinan besar tidak dapat membayar kewajiban sampai jatuh tempo. Walaupun pada tahun 2004 perusahaan memiliki net working capital terkecil tetapi dapat ditutupi dengan tahun-tahun selanjutnya sehingga perusahaan memperoleh modal kerja yang cukup, dan likuiditas perusahaan akan meningkat.
Dilihat dari Cash Convertion Cycle PT Citra Marga Nushapala Tbk. Memiliki performa cash yang cukup baik di tahun 2006. Dalam hal ini semakin singkat waktu yang diperlukan perusahaan dalam siklus konversi kas maka semakin baik pula kondisi perusahaan tersebut.

Tugas III


LAPORAN ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR MODAL DENGAN NILAI PERUSAHAAN DARI TAHUN 2004 SAMPAI 2007
Profil Perusahaan
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi , operasi dan pembuatan jalan tol baik di Indonesia dan di mancanegara. Aktivitas lain PT CMNP bergerak dalam bidang investasi dan jasa layanan pendukung untuk jalan tol. Proyek- proyek PT CMNP diantaranya yaitu Tol Cawang-Tanjung Priok dan Tol Waru Surabaya.
Analisa
Dalam grafik Hubungan Antara Debt To Equity Ratio Dengan Harga Saham Penutupan PT.Citra Marga Nushapala Tbk tahun 2004-2007, menunjukan hubungan antara D/E ratio dan Harga saham penutupan dari tahun 2004 sampai 2007. Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa untuk jumlah modal yang dimiliki oleh PT Citra Nushapala Tbk yang berasal dari utang pada tahun 2004 sampai 2007 mengalami kenaikan. Pada tahun 2004 D/E ratio yang dimiliki PT Citra Nushapala Tbk sebesar 1.5% atau 0.015 yang berasal dari hutang sebesar 10,60% dan modal sendiri sebesar 69,70%. Pada tahun 2004 ini kami belum bisa menyimpulkan baik atau buruknya nilai PT Citra Nushapala Tbk. Pada tahun 2005 D/E Rasio sebesar 31,50% atau 0,315 yang berasal dari hutang sebesar 22,20% dan modal sendiri 70,70%. Dari sini kita dapat melihat bahwa dari tahun 2004 sampai 2005 hutang yang digunakan bertambah sehingga biaya modal sendiri atau keuntungan yang di syaratkan pada modal sendiri juga bertambah. Pada tahun 2006 D/E Rasio sebesar 35% atau 0,35 yang berasal dari hutang sebesar 22% dan modal sendiri 65%, bisa dilihat pada tahun 2006 ini penggunaan hutang turun 0,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mengakibatkan biaya modal sendiri berkurang sebesar 5,7%. Dan pada tahun 2007 PT Citra Nushapala Tbk mengalami D/E Rasio sebesar 95% atau 0,95 yang berasal dari hutang sebesar 48% dan modal sendiri 50%. Jika dilihat dari tahun 2004 hingga tahun 2007,perusahaan memiliki resiko paling tinggi pada tahun 2007 karena D/E rasio nya sebesar 95%.Karena ketika perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai sebagian besar pendanaan perusahaan maka pendanaan perusahaan dikatakan sudah tidak efisien karena perusahaan sudah tidak dapat membiayai pendanaan dengan modal sendiri tetapi harus mencari pendanaan dari luar yaitu melalui hutang.
Sedangkan rata-rata harga saham penutupan dari tahun 2004 sampai 2007 mengalami kenaikan yang pesat teutama pada tahun 2006 sampai 2007 sebesar $1595,83. Awalnya pada tahun 2004 rata-rata saham penutupan sebesar $545,83 kemudian meningkat menjadi $899,167 di tahun 2005, dan terus meningkat di tahun 2006 sebesar $862,5. Dan pada akhirnya PT Citra Nushapala Tbk pada tahun 2007 rata-rata saham penutupan mengalami peningkatan yang cukup pesat dibandingkan 3 tahun sebelumnya sebesar $2458,33. Jadi dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan nilai perusahaan dari tahun 2004 hingga tahun 2007.Hal ini sesuai dengan teori kedua Modigliani dan Miller bahwa semakin tinggi porsi hutang,semakin tinggi harga saham .Penggunaan hutang memang dapat meningkatkan nilai perusahaan tetapi pada suatu titik tertentu yaitu pada saat struktur modal optimum,nilai perusahaan akan semakin menurun dengan meningkatnya proporsi hutang dalam struktur modalnya.
Dalam hal ini rata-rata saham penutupan dengan Debt To Equity Rasio mempunyai kaitan dengan struktur modal dimana strukur modal mempunyai arti perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih memiliki kekurangan (deficit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternative-alternatif pendanaan yang efisien.
Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan.
Kesimpulan
Melihat dari analisis yang kami buat dari grafik PT.Citra Marga Nushapala tahun 2004 sampai 2007 memiliki hutang yang semakin meningkat dari tahun ke tahun yang mengakibatkan struktur modal menjadi buruk.Di tahun 2004 hutang yang dimiliki PT.Citra Marga Nushapala cukup kecil dibandingkan dengan 3 tahun berikutnya tetapi modal yang dimiliki PT.Citra Marga Nushapala dari tahun 2004 ke 2005 terjadi peningkatan yang tidak terlalu besar, sedangkan dari tahun 2005 ke 2007 PT.Citra Marga Nushapala mengalami penurunan modal sendiri yang mengakibatkan PT.Citra Marga Nushapala menjadi rugi. Hal ini disebabkan karena penggunaan hutang PT.Citra Marga Nushapala Tbk semakin besar maka semakin besar pula resiko sehingga biaya modal sendiri akan bertambah. Jadi penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai PT.Citra Marga Nushapala Tbk karena keuntungan dari biaya hutang yang lebih kecil ditutup dengan naiknya biaya modal sendiri.
Berdasarkan analisis dari tahun 2004 sampai tahun 2007 PT.Citra Marga Nushapala mengalami penurunan kinerja . Jadi dapat dikatakan PT.Citra Marga Nushapala Tbk. Dalam kondisi yang beresiko dan tidak aman.

Minggu, 21 September 2008

Tugas II




LAPORAN ANALISIS KONDISI SAHAM MULAI TANGGAL 2 JANUARI 2008 – 12 SEPTEMBER 2008

PT CITRA MARGA NUSHAPALA PERSADA Tbk



Profil Perusahaan

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi , operasi dan pembuatan jalan tol baik di Indonesia dan di mancanegara. Aktivitas lain PT CMNP bergerak dalam bidang investasi dan jasa layanan pendukung untuk jalan tol. Proyek- proyek PT CMNP diantaranya yaitu Tol Cawang-Tanjung Priok dan Tol Waru Surabaya.


Penghitungan

Dari Data Harga Penutupan Saham dan Volume Perdagangan Harian Mulai Tanggal 2 Januari 2008 – 12 September 2008 PT CITRA MARGA NUSHAPALA PERSADA Tbk, diperoleh hasil penghitungan sebagai berikut:
Rerata :
· High = 1494,66
· Low = 1448,2
Standar Deviasi
· High = 275,734
· Low = 268,629
Harga Saham
· Tertinggi = 2350
· Terendah = 1000
Rerata Volume Perdagangan Harian
· Rerata = 197651,685


Analisa
Dari data yang di peroleh, tanggal 2 januari 2008 sampai 12 sepember 2008 PT Citra Marga Nushapala Persada Tbk. Memiliki harga saham tertinggi 2350 dan harga saham terendah 1000.
Kelompok kami juga menghitung standar deviasi dari PT Citra Marga Nushapala Persada Tbk.yang merupakan ukuran penyebaran atau dispersi di sekitar mean ( rata-rata) dari suatu distribusi probabilitas, dimana hasil dari penghitungan standar deviasi yang kami dapat adalah standar deviasi tinggi 275,734 dan standar deviasi rendah 268,629. Standar deviasi ini menunjukan resiko ( prospek dari suatu hasil yang kurang menguntungkan ) dalam suatu perusahaan. Semakin rapat distribusi probabiliatas pengembalian yang idharapkan di masa depan maka semakin kecil resiko investasi.Ketika semakin kecil deviasi standar,semakin ketat distribusi probabilitas dan sesuai dengan itu,semakin rendah resiko saham.Tetapi sebenarnya konsep deviasi standar sebagai ukuran resiko mungkin tidak dapat memuaskan semua orang karena deviasi standar tidak hanya mengukur simpangan atau atau dispersi ke bawah (keuntungan yang kurang diharapkan) tapi juga simpangan ke atas (keuntungan yang lebih dari yang diharapkan).Akan menjadi benar ketika probabilitas keuntungan kurang dari yang diharapkan dapat disebut resiko.Tetapi bila distrribusi probabilitas terdistribusi secara normal atau simetris ,selama kemungkinan memperoleh keuntungan di atas yang diharapkan kira-kira sama dengan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan di bawah yang diharapkan,semakin besar ukuran deviasi standar maka semakin besar resiko. Jadi semakin tinggi standar deviasi suatu perusahaan maka resiko perusahaan itu pun semaikin besar.
Rerata tinggi yang dimiliki PT Citra Marga Nushapala Persada Tbk 1494,66 dan rerata rendah 1448,2, dilihat dari grafik harga saham awal perusahaan tertanggal 2 Januari 2008 sampai 12 September 2008, harga saham mengalami penurunan. Begitu pula dengan harga saham akhir mengalami penurunan yang mengakibatkan volume perdagangan pada Citra Marga Nushapala Persada Tbk mengalami peningkatan.Hal ini terjadi karena ketika harga saham turun,para investor akan memiliki kemampuan untuk membeli saham tersebut dalam jumlah yang lebih banyak.Dari perhitungan yang telah kelompok kami lakukan,dapat dilihat bahwa rerata volume perdagangan harian yang diperoleh adalah sebesar 197651,685.


Kesimpulan

Investor dalam melakukan investasi di pasar modal menghendaki keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan tersebut investor akan melakukan analisis terhadap harga saham yang akan dibeli ataupun dijual.
Dari data di atas, kami menyimpulkan bahwa mulai tanggal 2 Januari 2008 sampai 12 September 2008 menghasilkan harga tertinggi 2350 dan harga terendah 1000 sedangkan rerata tinggi yang dihasilkan 1494.66 dan rerata terendah 1448.2.
Selain itu,PT Citra Marga Nushapala Persada Tbk memiliki standar deviasi tinggi 275,734 dan standar deviasi rendah 268,629. Jadi ketika perusahan memiliki stndar deviasi sebesar 275,734 akan memiliki resiko yang lebih besar daripada ketika standar deviasinya 268,629.Hal ini menunjukkan variasi tingkat pengembalian yang lebih besar dan dengan demikian perusahaan memiliki peluang yang lebih besar bahwa pengembalian yang diharapkan tidak dapat direalisasi.
Dari data yang dimiliki oleh PT Citra Marga Nushapala Persada Tbk, dapat dilihat bahwa perusahaan ini memiliki kondisi harga saham yang cukup baik dan dapat menarik banyak investor untuk menanam saham di perusahaan ini.



Minggu, 07 September 2008

Tugas I


LAPORAN ANALISIS KONDISI KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2004, 2005, 2006 DAN 2007


PT CITRA MARGA NUSHAPALA PERSADA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN




I. Profil Perusahaan
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi , operasi dan pembuatan jalan tol baik di Indonesia dan mempunya kerjasama di mancanegara. Aktivitas lain PT CMNP bergerak adalah bidang investasi dan jasa layanan pendukung untuk jalan tol. Proyek- proyek PT CMNP diantaranya yaitu Tol Cawang-Tanjung Priok dan Tol Waru Surabaya.
II. Analisis Kondisi Keuangan

• Aspek Likuiditas
Current Ratio
2004 = 0.22
2005 = 1.22
2006 = 0.76
2007 = 0.98
Quick Ratio/Acid Test Ratio
2004 = 0.22
2005 = 1.22
2006 = 0.76
2007 = 0.98
Cash Ratio
2004 = 0.18
2005 =1.11
2006 = 0.68
2007 = 0.92

• Aspek Leverage
Debt Ratio

2004 = 10.60%
2005 = 22.20%
2006 = 22.00%
2007 = 48%
Equity Ratio
2004 = 69.70%
2005 = 70.70%
2006 = 65%
2007 = 50%
Debt to Equity Ratio
2004 = 1.50%
2005 = 31.50%
2006 = 35%
2007 = 95%

• Aspek Efisiensi
Average Collection Period
2004 = 1.48
2005 = 4.10
2006 = 2.22
2007 = 0.80
Account Receivables Turnover
2004 = 246.05
2005 = 89.00
2006 = 164.10
2007 = 454.06
Total Asset Turnover
2004 = 0.26
2005 = 0.26
2006 = 0.24
2007 = 0.18
Inventory Turnover
2004 = 0.00
2005 = 0.00
2006 = 0.00
2007 = 0.00
Fixed Asset Turnover
2004 = 14.76
2005 = 18.64
2006 = 0.27
2007 = 0.20

• Aspek Profitabilitas
Operating Profit Margin

2004 = 45%
2005 = 40%
2006 = 44%
2007 = 43%
Net Profit Margin
2004 = 20.90%
2005 = 18.50%
2006 = 25.50%
2007 = 24%
Operating Income Return on Invest
2004 = 11.50%
2005 = 10.50%
2006 = 10.60%
2007 = 8%
Times Interest Earned Ratio
2004 = 85.39
2005 = 23.426
2006 = 15.383
2007 = 40.14
Return on Equity(ROE)
2004 = 86,51%
2005 = 81.02%
2006 = 12.10%
2007 = 12%
Return on Assets(ROA)
2004 = 5.30%
2005 = 4.80%
2006 = 6.10%
2007 = 4%
Earning Per Share(EPS)
2004 = 43.26
2005 = 40.51
2006 = 60.76
2007 = 60.30


1. Aspek Likuiditas
Aspek liquiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan ada 3 yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio.
Berdasarkan perhitungan yang sudah kami lakukan, diketahui bahwa Current Ratio PT Citra Marga Nusaphala Persada sejak tahun 2004 – 2007 adalah sebagai berikut,tahun 2004 sebesar 0.22 ;tahun 2005 sebesar 1.22 ;tahun 2006 sebesar 0.76 dan tahun 2007 sebesar 0.98. Hal ini menunjukkan bahwa jika aktiva lancar untuk tahun 2007 dilikuidasi, maka akan cukup untuk membayar 0,98 kali dari hutang jangka pendek perusahaan untuk tahun 2007.
Quick Ratio PT Citra Marga Nusaphala Persada yang dihasilkan sejak tahun 2004-2007 memiliki hasil yang sama dengan current ratio yaitu sebesar 0,22(2004), 1.22 (2005), 0.76(2006) dan 0,98(2007).Hal ini disebabkan karena perusahaan hanya mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan unsur-unsur aktiva lancar kecuali persediaan (karena persediaan dianggap tidak liquid atau sulit untuk diuangkan).
Cash Ratio PT Citra Marga Nusaphala Persada yang dihasilkan sejak tahun 2004-2007 adalah sebesar 0.18%(2004), 1.11%(2005), 0.68%(2006), dan 0,92%(2007). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2007 perusahaan hanya mampu membayar 0,92% hutang jangka pendeknya dengan menggunakan kas perusahaan yang tersedia dan surat-surat berharga yang segera dapat diuangkan.

2. Aspek Leverage
Aspek leverage menunjukkan penggunaan pembiayaan perusahaan dengan menggunakan hutang. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage perusahaan ada 3 yaitu debt ratio,equity ratio dan debt to equity ratio.
Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa debt ratio PT Citra Marga Nusaphala Persada cenderung meningkat dari tahun 2004-2007 yaitu 10.60%(2004), 22.20%(2005), 22%(2006) dan 48%(2007).Bagi para kreditor,rasio utang yang lebih rendah lebih disukai karena semakin rendah rasio maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor dalam peristiwa likuidasi.Tetapi di sisi lain,para pemegang saham menginginkan leverage yang lebih besar karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan.
Equity Ratio PT Citra Marga Nusaphala Persada yang dihasilkan sejak tahun 2004-2007 cenderung mengalami penurunan yaitu 69.90% untuk tahun 2004, 70.70% untuk tahun 2005, 65% untuk tahun 2006, dan 50% untuk tahun 2007.Rasio ekuitas tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 70.70%. Kreditor melihat ekuitas atau dana yang disetor untuk memberikan marjin pengamanan,sehingga jika pemegamg saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan,maka resiko sebagian besar ada pada kreditor.
Debt to Equity Ratio PT Citra Marga Nusaphala Persada semakin meningkat dari tahun ke tahun.Pada tahun 2004 sebesar 1.50%; tahun 2005 sebesar 31.50% ; tahun 2006 sebesar 35% dan tahun 2007 sebesar 95%.Kondisi terbaik terjadi pada tahun 2007 karena jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar.

3. Aspek Profitabilitas
Rasio Profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas,manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage perusahaan ada 7 yaitu operating profit margin,net profit margin,operating income return on invest,time interest earned ratio,return on equity,return on assets dan earning per share.
Berdasarkan perhitungan yang sudah kami lakukan,Operating profit margin pada PT Citra Marga Nusaphala Persada diketahui sejak tahun 2004 – 2007 adalah sebagai berikut,tahun 2004 sebesar 45% ,tahun 2005 sebesar 40% ,tahun 2006 sebesar 44% dan tahun 2007 sebesar 43%.Laba usaha yang diperoleh perusahaan ini cenderung stabil dari tahun ke tahun.
Net profit margin yang diperoleh PT Citra Marga Nusaphala Persada sejak tahun 2004 – 2007 adalah sebagai berikut,tahun 2004 sebesar 20.90% ,tahun 2005 sebesar 18.50% ,tahun 2006 sebesar 25.50% dan tahun 2007 sebesar24%.Rendahnya margin laba yang diperoleh dapat disebabkan karena biaya perusahaan yang terlalu tinggi maupun besarnya penggunaan hutang.
Operating income return on invest(OIROI) yang diperoleh PT Citra Marga Nusaphala Persada adalah 11.50% untuk tahun 2004, 10.50% untuk tahun 2005, 10.60% untuk tahun 2006, dan 8% untuk tahun 2007. Pengembalian laba usaha terhadap investasi yang tertinggi terjadi pada tahun 2004.
Time interest earned ratio PT Citra Marga Nusaphala Persada dari tahun 2004 sampai tahun 2007 adalah sebagai berikut, tahun 2004 sebesar 85.39 kali,tahun 2005 sebesar 23.42 kali ,tahun 2006 sebesar 15.383 kali dan tahun 2007 sebesar 40.14 kali. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran bunga tahunan.Kemampuan perusahaan membayar bunga paling buruk terjadi pada tahun 2006 karena pada tahun tersebut kemampuan perusahaan dalam menutup beban bunga memiliki marjin yang relative rendah.
Return On Equity (ROE) PT Citra Marga Nusaphala Persada memiliki kecenderungan menurun dari tahun ke tahun yaitu 86,51% untuk tahun 2004, 81.02% untuk tahun 2005, 12.10%untuk tahun 2006, dan 12% untuk tahun 2007.ROE menunjukkan besarnya pengembalian atas ekuitas saham. Jadi rasio laba atas ekuitas terbesar terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 86,51%.
Return On Assets (ROA) yang diperoleh PT Citra Marga Nusaphala Persada adalah sebagai berikut, tahun 2004 sebesar 5.30%,tahun 2005 sebesar 4.80%,tahun 2006 sebesar 6.10% dan tahun 2007 sebesar 4%. ROA mengukur pengembalian laba bersih atas aktiva.ROA terrendah terjadi pada tahun 2007,rendahnya pengembalian ini diakibatkan karena rendahnya basic earning power perusahaan dan tingginya biaya bunga karena disebabkan kewajiban di atas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relative lebih rendah.
Earning Per Share PT Citra Marga Nusaphala Persada memiliki data sebagai berikut, Rp 43.26 untuk tahun 2004, Rp 40.51 untuk tahun 2005, Rp 60.76 untuk tahun 2006, dan Rp 60.30 untuk tahun 2007. Jadi rasio pendapatan per lembar saham terendah tejadi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 40.51 dan tertinggi pada tahun 2005 sebesar Rp 60.76









































Rabu, 03 September 2008

Anggota Kelompok Kas

Anindita(Thomas)



















Yoshe




















Yanda



















Sinta

Minggu, 31 Agustus 2008

INTRODUCTION

SELAMAT DATANG DI PKK(PAGUYUBAN KAS KEU230)

Sejarah Kelompok Kas

Kelompok kas terbentuk oleh karena adanya persamaan nasib 4 anggotanya yang kebagian nomer undi 12 pada waktu pembagian kelompok pada kuliah pertama MANAJEMEN KEUANGAN di R. 402.

Kemudian para anggota menyamakan satu visi dan misi dengan membentuk sebuah wadah atau paguyuban mini ini yang dinamakan Kelompok Kas. Di dalamnya terdapat visi yaitu, memebentuk anggota yang disiplin, cinta akan mata kuliah finance230 beserta dosennya, rajin ngumpulin tugas, dicintai bapak alex jatmiko, dan memahami juga dapat mempraktekan semua materi dengan baik.

Misi2nya yaitu, merebut nilai A secara murni karena anggotanya adalah para penggila nilai A, Rajin ngumpulin Tugas2, Rajin belajar, patuh sama bapak alex, rajin Browsing untuk mendapatkan informasi terkait yang selalu Up to date.

Alasan pemilihan nama "KAS" karena pengertiannya sederhana tetapi unsurnya sangat dekat dengan kita sehari2 yaitu Uang. Dan uang sangat penting bagi kehidupan perekonomian.

SELAMAT MENIKMATI BLOG KAMI, JANGAN LUPA KASIH COMMENT YA....

Pengertian Kas

Pengertian Kas :
Kas adalah alat pembayaran yang syah, dimiliki oleh perusahaan dan bebas digunakan untuk kegiatan normal perusahaan.


Unsur Kas :
1. Uang kertas
2. Uang logam
3. Cek(yang dapat digunakan setiap saat)
4. Giro
5. Tabungan(yang dapat diambil setiap saat)


Yang Bukan Unsur Kas :
1. Uang palsu
2. Uang yang sudah ditarik dari peredaran oleh pemerintah
3. Cek mundur
4. Cek tak cukup dana
5. Perangko dan materai